Kehidupan di Rumah Tradisional Jepang | Baagian 1

Kehidupan di Rumah Tradisional Jepang | Baagian 1 – Saat ini, kita hidup di masa ketika rumah-rumah tua tersebut perlahan menghilang dan digantikan oleh gedung apartemen modern dan sejenisnya, khususnya di Tokyo dan sekitarnya. Sementara di Barat terdapat banyak sekali bangunan yang terbuat dari batu, rumah-rumah Jepang secara tradisional terbuat dari kayu, jadi pembangunan kembali dan renovasi harus dilakukan sekali setiap generasi, sebagai aturan umum. Meskipun ada beberapa rumah Jepang yang berusia lebih dari 100 tahun, sebagian besarnya dikatakan memiliki masa pakai antara 30 dan 50 tahun. Memiliki rumah bergaya tradisional yang terbuat dari kayu tidak hanya merupakan proses yang panjang; tetapi juga lebih mahal karena keterampilan tukang kayu yang dibutuhkan. Sebaliknya, semakin banyak rumah keluarga yang dibangun dengan menggunakan bahan bangunan kontemporer seperti baja dan beton.

Rumah yang kami kunjungi berusia sekitar 40 tahun dan berdiri di wilayah Hokuriku Jepang. Itu adalah wilayah pesisir di bagian barat laut Honshu, pulau utama terbesar di Jepang. Karena lokasinya di sepanjang Laut Jepang, Hokuriku terkenal dengan hidangan laut, beras, dan tempat pembuatan sake yang lezat. Alamnya subur, dan terdapat banyak salju selama musim dingin. Sekarang, mari kita lihat arsitektur unik rumah tradisional Jepang dan seperti apa kehidupan sehari-harinya! https://www.century2.org/

1 Ima dan Chanoma – Ruang Tamu Rumah Jepang

Ruang ini disebut ima dan merupakan ruang tamu rumah Jepang. Di sinilah orang-orang bersantai, menyeruput secangkir teh hangat, menonton TV, dan menikmati kebersamaan. Ruang tamu seperti itu juga disebut Chanoma. Selama periode Showa (dari tahun 20-an hingga 80-an), hal yang umum di ruangan ini adalah meja bundar kecil yang disebut shabudai, tempat orang makan sambil duduk dalam posisi seiza, berlutut dengan kaki terlipat di bawah paha. Saat ini, tetapi, kursi dan sofa yang nyaman menggantikan posisi seiza.

2 Tatami – Tikar Multifungsi dengan Aroma Alami

Tatami telah disebutkan secara singkat, tetapi tatami merupakan bahan utama setiap rumah tradisional Jepang. Tatami merupakan jenis lantai khusus yang unik di Jepang. Sebagian orang percaya bahwa kata “tatamu” berasal dari kata “tatamu”, yang berarti “melipat”. Tatami sebenarnya merupakan istilah umum untuk tikar seperti mushiro (tikar alang-alang), komo (tikar alang-alang), atau goza (tikar jerami) – semuanya dilipat dan disimpan saat tidak diperlukan, yang kemudian menjadi asal mula kata tatami. Tikar yang Anda kenal saat ini tidak dapat dilipat lagi, dan juga tidak dapat disimpan. Tikar tersebut mulai terbentuk pada periode Heian (sekitar abad ke-8).

Tikar tatami dibuat dengan cara menenun alang-alang lembut yang disebut igusa. Tanaman ini memiliki aroma yang khas dan agak menyegarkan yang tampaknya menenangkan dan membuat rileks. Tikar anyaman ini juga memiliki daya serap kelembapan dan retensi panas yang sangat baik, serta cukup kedap suara. Tikar ini sangat cocok dengan karakteristik empat musim di Jepang. Elastis sampai batas tertentu, tikar tatami juga membuat posisi seiza lebih nyaman.

3 Oshi-ire – Ruang Penyimpanan Tersembunyi

Kehidupan di Rumah Tradisional Jepang – Rahasia Desain Rumah

Oshi-ire adalah tempat menyimpan futon dan barang-barang lainnya saat tidak digunakan. Banyak orang Jepang mengasosiasikan ruang penyimpanan tersembunyi semacam ini dengan karakter manga/anime Doraemon, karena ia tidur di oshi-ire. Lemari ini juga menarik bagi anak-anak, karena sangat cocok untuk bermain petak umpet dan menjadi tempat persembunyian rahasia yang sangat baik.

4 Butsudan dan Kamidana – Altar Kecil dan Kuil untuk Kepercayaan Sehari-hari

Banyak rumah di Jepang memiliki altar Buddha kecil yang disebut butsudan. Altar ini menyimpan patung Buddha dan prasasti kematian leluhur seseorang. Ruangan tempat altar tersebut ditempatkan disebut butsuma dan jika perlu, seorang pendeta Buddha dipanggil untuk mengadakan upacara peringatan di sana.

Banyak rumah juga memiliki kamidana, altar keluarga dari kepercayaan Shinto asli. Biasanya tergantung di sudut ruangan, menghadap ke selatan atau timur. Tergantung di atas ketinggian mata dan di tempat yang tidak dilalui orang, tetapi jika ada lantai dua, kertas putih yang melambangkan awan digantung di langit-langit kamidana. Sudut tenggara umumnya merupakan tempat yang disinari matahari, dan altar rumah Shinto sering ditemukan di ruang tamu atau ruangan tempat keluarga biasanya berkumpul, jadi pemandangan ini sudah biasa.

blogadmin

Back to top